Baca Juga

Bahasan kali ini tentang Komunikasi Politik (sifat, jenis, fungsi, tujuan hingga efek komunikasi politik atau pesan politik) - Dalam komunikasi politik, pesan politik merupakan salah satu unsur penting . Pada hakikatnya, pesan adalah suatu informasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk mencari persamaan makna atau persepsi. Karena pada dasarnya pula, pesan biasanya berisikan tentang gagasan atau ide manusia untuk disampaikan bahkan untuk diperbincangkan dengan manusia lain. Dan ragam pesan bisa berbentuk verbal dan non verbal. 

Pesan Politik dalam Komunikasi Politik


Pesan Politik

Dalam komunikasi hal yang terpenting selain komunikator adalah pesan. Suatu pesan ditransformasikan pada titk-titik penyandian dan pengalihan sadi sehingga pesan merupakan pikiran dan ide pada suatu tempat pada system jaringan syaraf dari sumber atau penerima. Setelah penyandian terjadi dalam suatu situasi tatap muka, ditransformasikan ke dalam rangkaian getaran udara dan sinar-sinar cahaya yang terpantulkan.

Pesan adalah muatan atau content komunikasi yang dikemas atau dikonstruksi sebagai informasi/berita/isu dll yang bermuatan politik dalam beragam bentuk, dan ditransformasikan kepada khalayak dengan menggunakan media, baik media tradisisonal maupun media massa, serta media jaringan sosial (berbasis internet).

Effendy (2001:11) lebih menjelaskan maksud pesan berbentuk pikiran dapat berupa gagasan, informasi, opini, perasaan, dan lain-lain yang muncul di dalam pikiran komunikator. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, dan lain-lain yang timbuul di lubuk hati dan pikiran komunikator.

Dalam proses komunikasi politik pun, pesan politik merupakan komponen terpenting. Mengacu pada definisi komunikasi politik secara umum, pesan politik itu adalah pesan yang dibawa oleh komunikator politik, baik dalam bentuk gagasan, pikiran, ide, perasaan, sikap, maupun perilaku tentang politik yang memengaruhi komunikasi politik. Pada dasarnya, menurut Rochajat Harun dan Sumarno (2006:12), isi pesan komunikasi politik akan terdiri dari :
  1. Seperangkat norma yang mengatur lalu lintas transformasi pesan-pesan.
  2. Panduan dan nilai-nilai idealis yang tertuju pada upaya mempertahankan serta melestarikan system nilai yang sedang berlangsung.
  3. Sejumlah metode dan cara pendekatan untuk mewujudkan sifat-sifat integratif bagi penghuni system.
  4. Karakteristik yang menunjukkan identitas bangsa.Motivasi sebagai dorongan dasar yang memicu pada upaya meningkatkan kualitas hidup bangsa.

Disisi lain Pesan Politik sangatlah erat kaitannya dengan Pembicaraan Politik, David V.J Bell (dalam Nimmo, 1989) meyakini terdapat tiga jenis pembicaraan yang mempunyai kepentingan politik. Yaitu:
  1. Pembicaraan kekuasaan merupakan pembicaraan yang mempengaruhi orang lain dengan ancaman atau janji
  2. Pembicaraan pengaruh merupakan pembicaraan yang mempengaruhi orang lain dengan nasihat, dorongan, permintaan, dan peringatan
  3. Pembicaraan autoritas adalah pemberian perintah.
Graber (1984:138) memandang pesan komunikasi politik dalam perspektif yang sangat luas. Menurutnya, pesam komunikasi politik dapat berupa kebiasaan-kebiasaan, aturan-aturan, struktur, dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan politik. Bahkan, Muhtadi (2008:11) menegaskan bahwa pesan komunikasi politik itu adalah seluruh budaya politik yang berkembang di suatu negara.


Sifat Pembicaraan Politik


Kegiatan simbolik: kata-kata dalam pembicaraan politik

Kegiatan simbolik terdiri atas orang-orang yang menyusun makna dan tanggapan bersama terhadap perwujudan lambang-lambang referensial dan kondensasi dalam bentuk kata-kata, gambar, dan perilaku. Dengan mengatakan bahwa makna dan tanggapan itu berasal dari pengambilan peran bersama, kita meminta perhatian kepada orang untuk memainkan peran. Hal ini berlaku baik bagi lambang politik maupun bagi lambang jenis apapun.

Bahasa: permainan kata dalam pembicaraan politik

Bahasa adalah suatu sistem komunikasi yang tersusun dari kombinasi lambang-lambang signifikan (tanda dengan makna dan tanggapan bersama bagi orang-orang), di dalamnya  signifikasi itu lebih penting daripada situasi langsung tempat bahasa itu digunakan, dan lambang-lambang itu digabungkan menurut aturan-aturan tertentu.

Dalam konstruksi realitas, bahasa adalah unsur utama, ia merupakan instrumen pokok dalam menceritakan realitas. Berger, Peter dan Thomas Luckman (dalam Ibnu Hamad, 2004) meyakini bahwa bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi. Dalam komunikasi politik penggunaan bahasa menentukan format narasi (dan makna) tertentu. Fiske (1990) dalam Cultural and Communication Studies, menambahkan bahwa penggunaan bahasa tertentu dengan demikian berimplikasi pada bentuk konstruksi realitas dan makna yang dikandungnya. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realitas ikut menentukan struktur konstruksi realitas dan makna yang muncul darinya. Dari perspektif ini, bahasa bukan hanya mampu mencerminkan realitas, tetap bahkan menciptakan realitas.

Semiotika: makna dan aturan permainan kata politik

Pesan-pesan yang dihasilkan dari hasil pengaruh dari para peserta komunikasi banyak bentuknya dan menghasilkan berbagai makna, struktur, dan akibat. Studi tentang keragaman itu merupakan satu segi dari ilmu semiotika, yakni teori umum tentang tanda dan bahasa. Charles Morris (dalam Nimmo, 1989) menyatakan bahwa semiotika membahas keragaman bahasa dari tiga perspektif: semantika (studi tentang makna); sintaktika ( berurusan dengan kaidah dan struktur yang menghubungkan tanda-tanda satu sama lain; dan pragmatika (analisis penggunaan dan akibat permainan kata).

Pragmatika: penggunaan pembicaraan politik

  • Meyakinkan dan membangkitkan massa: pembicaraan politik untuk pencapaian material.
  • Autoritas sosial: pembicaraan politik untuk peningkatan status.
  • Ungkapan personal: pembicaraan politik untuk identitas.
  • Diskusi publik: pembicaraan politik untuk pemberian informasi. 
 
 

Jenis-jenis Pesan Politik dalam Komunikasi Politik


Pada kenyataannya ada beberapa jenis pesan politik menurut Dan Nimmo yaitu:

Retorika
 
Menurut Dan Nimmo, retorika adalah penggunaan seni berbahasa untuk berkomunikasi secara persuasive dan efektif.  Retorika juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi dua arah, bisa dalam bentuk komunikasi antar personal atau dalam bentuk komunikasi kelompok bahkan publik, yang tujuannya adalah untuk mempengaruhi lawan bicara demi mempersamakan persepsi si komunikator.

Iklan Politik

Pada dasarnya, iklan politik hamper sama tujuannya dengan iklan komersial yaitu memperkenalkan sesuatu dengan tujuan si khalayak mau mempercayai untuk mengkonsumsi/memilih produk tersebut (parpol). Sehingga inti dari iklan politik adalah bagaimana caranya sebuah parpol dapat merekrut suara terbanyak demi kepentingan kekuasaan golongan parpol itu sendiri.

Propaganda

Salah satu bentuk komunikasi yang paling ekstrim dalam dunia politik adalah propaganda. Karena pesan yang disampaikan dalam kegiatan ini bersifat terus menerus demi menciptakan sebuah opini public yang baru dan diharapkan menjadi kuat, sehingga dalam hal ini khalayak dapat disetir oleh pemberitaan yang disampaikan oleh komunikator pesan tersebut.


Fungsi Komunikasi Politik


Mc. Nair dan Hedebro (2007:40-41) Mengemukakan fungsi komunikasi politik, yaitu:

  1. Memberikan informasi kepada masyarakat terhadap usaha-usaha yang dilakukan lembaga politik maupun dalam hubungannya dengan pemerintah dan masyarakat.
  2. Melakukan sosialisasi tentang kebijakan, program, dan tujuan lembaga  politik.
  3. Memberi motivasi kepada politisi, fungsionaris, dan para pendukung partai.
  4. Menjadi platform yang bisa menampung ide-ide masyarakat, sehingga menjadi bahan pembicaraan dalam bentuk opini publik.
  5. Mendidik masyarakat dengan pemberian informasi, sosialisasi tentang cara-cara pemilihan umum dan penggunaan hak mereka sebagai pemberi suara.
  6. Menjadi hiburan masyarakat sebagai “pesta demokrasi” dengan menampilkan para juru kampanye, artis, dan para komentator atau pengamat  politik.
  7. Memupuk integrasi dengan mempertinggi rasa kebangsaan guna menghindari konflik dan ancaman berupa tindakan separatis yang mengancam persatuan nasional.
  8. Menciptakan iklim perubahan dengan mengubah struktur kekuasaan melalui informasi untuk mencari dukungan masyarakat luas terhadap gerakan reformasi dan demokratisasi.
  9. Meningkatkan aktivitas politik masyarakat melalui siaran berita, agenda setting, maupun komentar-komentar politik.
  10. Menjadi watchdog atau anjing penjaga dalam membantu terciptanya good  governance yang transparansi dan akuntabilitas.
 

Tujuan Komunikasi Politik


Secara umum, tujuan komunikasi politik adalah penyampaian pesan-pesan politik dalam sebuah system politik tertentu oleh komunikator politik kepada komunikasi politik. Namun, secara khusus para ilmuwan memberikan batasan yang eksplisit tentang tujuan komunikasi politik ini saebagai berikut :

Citra Politik

Menurut Robert (1977) (Arifin, 2003:105), komunikasi tidak secara langsung menimbulkan pendapat dan perilaku tertentu, tetapi cenderung memengaruhi cara khalayak mengorganisasikan citranya tentang lingkngan. Citra adalah gambaran seseorang (fitur) yang tersusun melalui persepsi yang bermakna melalui kepercayaan, nilai dan pengharapan. Menurut Dan Nimmo (2000 : 6-7), citra politik terjalin melalui pikiran dan perasaan secara subjektif yang akan memberikan penilaian serta pemahaman terhadap peristiwa politik tertentu.

Pendapat umum

Pendapat umum diterjemahkan dalam bahasa Inggris, public opinion. Public opinion dikenal pada awal abad ke-18. Alguin menganggap bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan. Menurut William Albig (Aripin, 2003:116), pendapat umum adalah hasil interaksi antara orang-orang dalam suatu kelompok, sedangkan Whyte menyebut pendapat umum sebagai sebagai suatu sikap rakyat terhadap suatu masalah yang menyangkut kepentingan umum. Maka itu, pendapat umum bisa diperinci sebagai (1) pendapat, sikap, perasaan, ramalan, pendirian, harapan-harapan individu, kelompok dalam masyarakat tentang masalah yang berhubungan dengan kepentingan umum atau persoalan sosial; (2) hasil interaksi, pikiran secara sadar dan rasional; (3) pendapat umum akan dapat dikembangkan, diubah dan dibentuk oleh media massa; (4) bisa dilakukan pada penganut demokrasi (keterbukaan).

Partisipasi Politik

Partisipasi politik sebagai perhatian dari warga negara yang berupaya menyampaikan kepentingan-kepentingannya terhadap pejabat publik. Miriam Budiarjo (dalam Faturahman dan Sobari, 2002:185) mengartikan partisipasi politik sebagai kegiatan seseorang atau kelompok untuk ikut serta aktif dalam memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidal langsung memengaruhi kebijakan pemerintah. Menurut Samuel P. Huntington, partisipasi politik sebagai kegiatan warga negara yang bertindak secara pribadi atau kolektif untuk memengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah, secara spontan atau terorganisasi, damai atau kekerasan, legal (pemilu) atau ilegal, dan efektif atau tidak efektif. Bisa berupa (1) Fungsi agregasi kepentingan. Pada fungsi ini terdapat proses penggabungan kepentingan, untuk kemudian dirumuskan dan disalurkan kepada pemegang kekuasaan atau pemerintah yang memegang kekuasaan dan yang berwenang untuk dijadikan kebijakan publik. (2) Fungsi artikulasi kepentingan. Pada fungsi ini terjadi proses sintesis aspirasi individu-individu sebagai anggota kelompok yng berupa ide, pendapat yang kemudian dijadikan pola dan program politik.

Sosiologi Politik

Menurut David Easton dan Jack Denis, sosiologi politik sebagai suatu proses perkembangan seseorag untuk mendapat orientasi-orientasi politik dan pola-pola tingkah laku. Robinson oleh Alexis S. Tan ( Harun dan Sumarno, 2006:82) mendefinisikan sosiologi politik sebagai proses perubahan perilaku yang berhubungan erat dengan proses belajar memahami peristiwa politik.

Pendidikan Politik

Pendidikan politik adalah usaha menanamkan, mengubah atau memepertahankan sistam nilai atau orientasi politik dengan mengaktifkan proses sikap, perilaku, sistem berpikir, sertan pandangan seseorang atau kelompok, baik kader, simpatisan maupun masyarakat umum, yang dilakukan oleh politikus, profesional dan aktifis (sebagai komunikator politik) atau lembaga (organisasi) sebagai partai politik.

Rekrutmen Politik

Rekrutmen politik adaah suatu usaha untuk mengajak individu-indivisdu masuk ke dalam orientasi dan nilai politik yang pada akhirnya menjadikan anggota politik, baik sebagai simpatisan samapai menjadi kader politik dan pengurus organisasi politik.


Efek Komunikasi Politik


Efek komunikasi secara langsung, menurut Johan Gardner dalam bukunya “A Sythesis of Expremintal Studies of Speech Communiccation Feedback” menyatakan bahwa feedback dan efek komunikasi secara langsung adalah reaksi langsung yang dilihat atau dirasakan oleh komunikan, hal ini bersifat terikat pada waktu sebab efek langsung ini terjadi ketika komunikasi juga dijalankan secara langsung. Contoh: saya berkampanye kepada Jokowi, dengan bertemu secara langsung untuk memilih saya sebagai presiden. Karena pendekatan saya secara personal dalam artian komunikasi yang dibangun secara antarpersonal, maka saya akan mengetahui efek secara langsung dari kampanye saya tersebut pada Jokowi. Misalnya Jokowi langsung memberikan reaksi akan mendukung bahkan sampai menjadi tim sukses. Efek secara tidak langsung bersifat tidak terikat dengan ruang dan waktu. Bisa saja rekasi yang disampaikan Jokowi pada waktu itu adem-adem aja bahkan tidak menentukan pilihan. Namun jika ketika pemilihan umum beliau memilih saya berarti efek komunikasi yang dirasakan tidak secara langsung oleh saya sebagai komunikator politik.


REPUTASI POLITIK


Dimana dari pencitra politik yang ada, maka akan muncul reputasi politik dari pencitraan tersebut. Reputasi politik itu sendiri merupakan penilaian masyarakat akan suatu partai politik tertentu, baik penilaian yang positif maupun yang negatif. Reputasi Politik muncul menyesuaikan kondisi yang terjadi. Setiap partai politik pasti menginginkan penilaian yang positif dari khayalak, sehingga sering kali partai politik menciptakan pencitraan akan eksistensi partai politiknya.

Oleh sebab itu pesan politik yang baik sangatlah penting dalam membentuk reputasi politik yang positif di tengah masyarakat. Tanpa adanya pesan politik yang tepat terhadap masyarakat, maka reputasi yang muncul pun kurang berkesan di tengah masyarakat. Sehingga respons masyarakat terhadap partai politik tersebut tidak membuahkan hasil yang baik bagi partai politik itu sendiri. Tidak dapat di pungkiri bahwa sebuah partai politik sangat membutuhkan respon yang baik dari masyarakat agar dapat menunjang kesuksesan partai politiknya. Jadi respon yang baik dari masyarakat sangat menguntungkan partai politik tersebut untuk tepat bertahan dengan persaingan partai politik yang semakin ketat.

Sekian artikel tentang "Komunikasi politik yang membahas dari segi sifat, jenis, fungsi, tujuan hingga efek komunikasi politik atau pesan politik". Somoga dapat menambah wawasan anda.